Hati-hati terhadap benih penyakit dalam air
Diposting oleh karya anak bangsa Label: kesehatanAir adalah satu – satunya zat yang dapat menampung segala macam kotoran dari bumi. Air kemudian memindahkan sumber-sumber penyakit ini ke tubuh pada waktu Anda mandi maupun minum. Celakanya, proses itu terjadi di dalam tubuh tanpa kita ketahui atau sadari sama sekali.
Suatu penelitian besar-besaran di Kanada tahun lalu, telah memastikan adanya hubungan antara sejumlah penyakit dengan air yang kita gunakan untuk mandi, mencuci bahan makanan, maupun minuman dibuktikan lewat penelitian oleh beberapa ahli dari University of Quebec terhadap 600 keluarga.
Padahal, para keluarga yang menjadi bahan penelitian ini mengkonsumsi air yang sudah memenuhi seluruh standar mutu air yang disyaratkan.
Misalnya, sebagian besar dari ke600 keluarga itu, airnya sudah dijernihkan dengan peralatan modern milik City of Montreal. Dengan kale lain, air tersebut sudah dinyatakan "sangat aman dan bermutu tinggi".
Penggunaan Klorin
Tetapi, mengapa sumber-sumber penyakit masih tetap ditemukan di dalam air tersebut? Persoalannya sedefiana, tapi cukup mengejutkan. Ternyata, masih ada mikroorganisme tertentu di dalam air yang luput dari pengamanan alat penjernihan yang digunakan. Meski sudah dipikirkan oleh para ahli sejak lama, tetapi baru pada akhir abed ke-1 9 penelitian dengan mikroskop mulai mengungkap adanya bakteri mematikan di dalam suplai air
tertentu.
Insinyur perairan terkemuka dari London, Ralph Dodd, dalam tahun 1805 menulis bahwa air sungai Thames - yang disimpan dalam bejanabejana kayu setelah beberapa bulan -- seringkali menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak enak. Mengapa? Ya, karena adanya bakteri-bakteri pembusuk yang masih berkeliaran di dalam air.
Tiga puluh tahun kemudian, ribuan penduduk London meninggal terkena wabah penyakit kolera. Kejadian yang sama terus berulang sampai tahun 1860-an ditemukan hubungan antara kolera dengan air minum mereka yang bersumber dari sungai Thames. Tetapi, seat itu belum banyak yang dapat dilakukan untuk mengamankan air sungai Thames.
Barulah pada tahun 1904, Sir Alexander Houston menemukan bahwa penambahan klorin pada air dapat menghancurkan basil tipus (typhoid baccilus). Tidak lama kemudian, para ilmuwan menemukan bahwa penambahan klorin juga dapat memusnahkan bakteri-bakteri penyebab penyakit kolera, disentri, dan penyakitpenyakit lain yang disebarkan lewat air.
Sejak itu, klorin digunakan untuk membasmi Kuman penyakit yang berasal dari air. Untuk memeriksa apakah penggunaannya sudah tepat, para ahli menggunakan coliform (bakteri seperti yang ada dalam usus besar). Coliform dan escheria coli (E. coli) adalah bagian dari sekelompok bakteri yang sebagian besar tidak berbahaya, tetapi keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai indikasi bahwa air itu tercemar.
Kedua bakteri ini menjadi penghuni normal dalam usus burung, manusia, dan hewan-hewan berdarah panes lainnya. Tapi, parasit ini tidak mampu bertahan hidup dalam air. Jadi, bile ada coliform dalam air, kehadirannya menunjukkan bahwa kotoran tertentu telah mencemari air. Bile demikian, organisms-organisms pembawa penyakit lain yang lebih serius dan bersifat patogen, juga mungkin ada.
E. coli adalah anggota kelompok coliform yang dominan dalam kotoran yang masih sager. Sehingga, keberadaannya dalam air menunjukkan pencemaran kotoran baru atau belum lama terjadi. Baik coliform maupun E. coli dianggap oleh para laboran air sebagai bagian dari pengujian untuk memastikan mutu air. Jika kedua unsur ini tidak ditemukan, barulah air dinyatakan 'aman.'
Bakteri-bakteri Mematikan
Walau demikian, para ahli masih tetap mencurigai keamanan air meski tidak ditemukan lagi coliform dan E coli di dalamnya. Soalnya, menurut mereka, masih ada sejumlah besar parasit dan virus yang tidak terdeteksi atau tidak terbunuh oleh proses klorinasi.
Para ahli itu berpendapat, mikroorganisme-mikroorganisme seperti virus enterik manusia, giardia dan cryptosporidium masih tetap ada dalam air ledeng. Cryptosporidium parvum di-anggap merupakan unsur yang paling mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.
Bulan Agustus 1993 yang lalu, Sydney Water News melaporkan bahwa parasit cryptosporidium secara serius telah merusak suplai air minum di beberapa kota di Amerika Serikat. Badan-badan kesehatan AS memperkirakan bahwa wabah sakit perut yang disebabkan gastrointestinal cryptosporidiosis yang meledak di Milwaukee, Wisconsin, pada awal April tahun ini telah menjangkiti sedikitnya 380,000 orang penduduk kota.
Cryptosporidium ditemukan dalam bentuk oocyst, mirip telur berbagai ragam hewan. Dalam suplai air, parasit itu dapat bertahan hidup sampai 1 tahun. Parasit ini sangat menyukai saluran pencernaan manusia. Di dalam tubuh, parasit akan membangun rumahnya di dalam sel-sel usus kecil dan hidup dengan memakan sari-sari makanan sel-sel sambil terns melakukan reproduksi. Setiap menit oocyst dapat menghasilkan lebih dari satu
juta oocyst baru selama 4 hari siklus hidupnya.
Akibatnya bagi manusia adalah gangguan perut yang eksplosif, akut, dan sering bersifat menetap. Gejalanya adalah diare parah, penurunan berat badan, kram perut, demam, dan muntah-muntah. Walaupun, penderita dapat sembuh dalam 7 sampai 14 hari. Penyakit itu dapat mematikan mereka yang sistem kekebalan tubuhnya menurun, orang yang positif HIV, penerima transplantasi organ, atau sedang menjalani perawatan jangka panjang.
Penyakit lain yang sering bersumber dari air adalah disentri amuba. Penyebabnya adalah Entamoeba hystoytica. Parasit itu masuk ke dalam tubuh lewat air minum dan berkembang biak di dalam dinding usus. Jika keadaan penderita sudah parah, gejalanya adalah berak darah.
Bakteri giardiasis, juga sering terjangkit dari air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus dan binatang lainnya, bahkan juga kotoran manusia sendiri. Organisme giardiasis yang masuk ke dalam tubuh akan menggerogoti dinding usus dan menyebabkan diare yang bisa berlangsung berbulan-bulan.
Kolera sudah dikenal luas sebagai penyakit yang terjangkit dari makanan dan air minum. Terutama pada masyarakat miskin dan sering terlanda bencana alam seperti banjir, penyakit ini sangat mudah mewabah dan menelan korban nyawa dalam jumlah tidak sedikit.
Penyakit lain yang sering disebabkan mikroorganisme dari persediaan air adalah tipus, paratipus, dan infeksi salmonella. Gejalanya adalah demam, kotoran yang berbau busuk dan banyak, serta ruam-ruam pada kulit tubuh.
Penyakit lainnya yang lebih berat adalah leptospirosis, suatu penyakit akut yang menyebabkan penderita mengalami kelesuan yang luar biasa. Akibat lebih lanjut adalah kerusakan liver, pneumonia (radang paru), pembesaran ginjal, dan perdarahan usus. Sumbe leptospirosis adalah kencing tikus atau binatang lainnya yang ginjalnya terinfeksi virus leptospirosis.
Penyakit ini sering ditemukan pada mereka yang bekerja di perkebunan tebu, pekerja sawah, dan para tukang jagal di rumah pemotongan hewan. Jika tidak ditangani segera dengan suntikan penisilin dosis tinggi, penderita bisa mengalami akibat fatal, kematian.
Agar Air Anda Sehat
Belum diketahui adanya perawatan atau penyembuhan penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri dari air. Jika Anda mencurigai adanya pencemaran, Badan Kesehatan Dunia, WHO, menyarankan agar Anda terlebih dahulu menyehatkan air dengan cara merebusnya selama 5 sampai 10 menit.
Cara lainnya adalah melakukan penjernihan sendiri di rumah. American Water Quality Association menyatakan bahwa oocyst, yang berukuran 4 sampai 6 mikron dapat dilenyapkan dengan filter yang menangkap semua partikel dari air berukuran satu mikron atau lebih.
Agar benar-benar efektif untuk menghilangkan oocyst crypto-poridium, filter yang digunakan harus mendapat penilaian absolut untukk partikel berukuran satu mikron. Filter dan unit-unit penjernihan yang mendapat penilaian absolut satu mikron, biasanya harganya agak lebih mahal karena merupakan produk berkualitas lebih tinggi.
Hal lain yang perlu dilakukan untuk mencegah wabah air adalah memasak air minum sampai mendidih. Jangan sekali-kali minum air mentah, sekalipun itu berasal dari sumber air alami. Juga hindari makan sayur-sayuran mentah, apalagi yang baru dipetik dan belum dicuci sampai bersih.
Peliharalah selalu persediaan air. Sebab, parasit dan mikroorganisme yang dapat menimbulkan wabah penyakit bisa muncul dari sana. Ingat, air yang tampak bersih belum tentu bebas dari mikroorganisme berbahaya.
Di kutip dari:
Majalah Higina (HBM/EMG)