Cara berpikir warren buffet
Diposting oleh karya anak bangsa Label: businessSetelah selama 13 tahun berada pada posisi manusia paling kaya sejagad, akhirnya dominasi Bill Gates harus tergeser oleh Warren Buffett sebagai manusia paling kaya di dunia versi majalah Forbes. Kekayaan Buffett sekitar US$ 62 miliar. Posisi nomor dua manusia paling kaya didunia diduduki Carlos Slim Helú, seorang jutawan dari Meksiko dengan kekayaan US$ 60 miliar. Sedangkan Bill Gates posisinya turun ke urutan ke 3 dengan kekayaan US$58 miliar.
Pada tahun 2007, kekayaan Buffett naik sebanyak US$ 10 miliar dari nilai sebelumnya US$ 52 miliar menjadi US$ 62 miliar, nilai kekayaan tersebut setara dengan Rp 570 triliun. Semua kekayaan Buffett tersebut dihitung berdasarkan nilai sahamnya di perusahaan Berkshire Hathaway dan aset lainnya yang dimilikinya. Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang memiliki ketajaman pikiran yang diumpamakan Albert Einstein, Picasso dan Croesus digabungkan dalam satu tubuh. Ya, Warren Buffett yang sering disebut “Oracle from Omaha” ini telah menggeser dominasi Bill Gates, seorang pendiri raksasa piranti lunak Microsoft, yang telah mendominasi daftar orang terkaya di dunia selama kurang lebih 13 tahun.
Sebenarnya bisa saja Bill gates tetap berada di singgasananya tahun ini, namun langkahnya menawar Yahoo! pada bulan Februari yang lalu ternyata diragukan pasar, dan hal ini mengakibatkan turunnya nilai saham Microsoft sampai 13%. Otomatis kekayaan Bill Gates yang masih tertumpu di Microsoft tersebut juga ikut tergrogoti. Jika pada pada tahun 2007 harta Buffett naik sebanyak US$ 10 miliar, maka kekeyaan Bill Gates hanya naik sebanyak US$ 2 miliar menjadi US$ 58 miliar.
Kisah tentang Sang Bijak dari Omaha ini dapat ditemukan dimana-mana. Sangat banyak buku yang membahas langkah investor papan atas ini. Langkah-langkah bisnisnya sangat mempesona dan cerdik sehingga selalu menjadi buruan para wartawan bisnis dan selalu menjadi perhatian para investor perorangan. Begitu banyak pula media yang telah menulis tentang sosoknya. Yang menarik hampir setiap langkah yang diambil Buffet adalah sebuah langkah investasi, dengan membeli saham perusahaan. Tahun lalu sempat muncul rumor di milis investor perorangan bursa Jakarta, bahwa sang investor fundamental Warren Buffett “berbelanja” saham di Bursa Efek Jakarta. Segera saja para anggota milis menebak saham apa kira-kira yang akan diborong investor kelas wahid tersebut. Selain itu, ditoko-toko buku dapat ditemukan beberapa buku panduan investasi yang mengupas cara-cara sukses melakukan investasi ala Buffett.
Langkah awal Warren Buffet yang strategis adalah dimulai saat ia membeli saham perusahaan tekstil Berkshire Hathaway pada tahun 1962 seharga US$ 8 per lembar. Tiga tahu kemudian, ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar perusahaan tersebut. Dengan cerdik, ia memutar uang perusahaan yang menganggur dalam bentuk investasi, misalnya dengan membeli perusahaan asuransi, perusahaan permata, utilitas dan makanan melalui Berkshire Hathaway. Kini, setelah 46 tahun, saham kelas A Berkshire Hathaway telah meroket luar biasa, dan sempat mencapai US$ 150.000 per lembar saham. Melalui perusahaan ini pula, ia dapat menguasai saham beberapa perusahaan kelas dunia (walau tidak menjadi pemegang saham pengendali) seperti pada Coca Cola, Anheuser-Busch, WellFargo dan Kraft Food. Langkah bisnis terbarunya, pada desember 2007 lalu ia mengakuisisi perusahaan manufaktur dan jasa , Momon Holding dengan nilai US$ 4,5 miliar.
Strategi investasinya sederhana. Dia tak ingin dipusingkan oleh rumor yang setiap hari berseliweran dikalangan para investor saham. Warren Buffet berfokus pada perusahaan yang punya potensi untuk berkembang, tetapi masih berharga murah untuk dibeli. Langkah investasi Buffet sangat berbeda dari langkah George Soros, sang spekulan valas (forex) kelas kakap, yang pernah diisukan sebagai orang yang bertanggungjawab atas merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US$ pada tahun 1998. Seorang spekulan saham biasanya : Beli saat harga rendah, berharap dan menunggu, lalu jual kembali saat harga tinggi. Spekulan saham lebih fokus bermain untuk jangka pendek dan mendapatkan gain/ keuntungan berupa selisih dari harga jual di kurangi harga beli. Robert T kiyosaki sendiri menyebut investor jenis ini sebenarnya bukan investor yang melakukan investasi, tetapi lebih mirip penjudi dipasar saham (spekulasi). Investor jenis juga ini dikenal sebagai investor “ji-go-bur”, investor yang jika sudah mendapatkan keuntungan ala jigo-gocap, beli saham pada harga Rp 25 lalu jual kembali pada harga Rp 50, bahkan spekulan saham seringkali membeli saham di pagi hari dan menjualnya di sore hari.
Keputusannya melakukan investasi didasarkan pada nilai intrinsik perusahaan, tidak pada kenaikan harga saham yang didongkrak alias “digoreng”. Warren Buffett memegang saham (melakukan investasi) dalam jangka panjang dan tidak melakukan transaksi jual beli saham dalam jangka pendek. Mungkin banyak orang yang belum tahu satu hal yang selalu dilakukan Warren Buffett dan menjadi pertimbangannya dalam membeli saham sebuah perusahaan, yaitu melihat apakah cerobong asap perusahaan masih mengepul, baginya ini merupakan salah satu indokator perusahaan tersebut benar-benar masih eksis dan operasional.
Selain itu, Warren Buffett hanya mau melakukan investasi pada perusahaan yang bisnis atau produknya ia kenal dengan baik. Warren Buffet tidak pernah menggunakan prinsip “membeli saham” tetapi “membeli bisnis” (buying a business not share). Ia membeli saham coca-cola dan tidak pernah menjualnya, walau saham Coca-Cola sempat jatuh pada tahun 1998-1999, ia tetap melihat pada tren jangka panjang dan tetap memertahankan saham Coca-Cola hingga saat ini. Itulah sebabnya, ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Pada saat tahun 2.000 – an bisnis internet booming, eforia melanda semua orang di pasar saham dan beramai-ramai membeli saham dotcom. Tetapi Waren Buffett tidak ikut-ikutan membeli saham dotcom seperti halnya investor lain. Walaupun ia pernah ditertawakan investor lain karna ia tidak mau membeli saham dotcom seperti yang lainnya, sekarang justru ia yang tertawa paling akhir karena ternyata sebagian besar investasi di dotcom tersebut hangus. Ia selamat dari badai dotcom awal tahun 2.000-an karena ia tidak mengenal bisnis dotcom dan oleh karenanya tidak berinvestasi disana. Ia bukan seoran investor yang ikut-ikutan, tetapi memiliki pertimbangan bisnis sendiri didalam dirinya. Saham perusahaan berbasis internet seperti Global Crossing dan Etoys.com pernah mencapai US$ 80 per unit, namun sekarang saham-saham tersebut sudah tidak berharga. Tentu saja penilaian warren Buffet tidak cocok pas untuk saham Google.
Selain itu, Warren Buffett dalam membeli sebuah saham perusahaan yang masuk dalam kreterianya, tidak pusing dengan tabel, rumus grafis dan analisis teknikal. Hal yang lebih di analisanya adalah fundamantal perusahaan tersebut. Buku favoritnya ialah The Intelligent Investor karya Ben Graham, gurunya. menurut Graham, berinvestasi adalah berkenaan dengan bagaimana memahami gambaran besar, dan bukan terpaku pada detail-detail teknis.
Perusahaan yang dibelinya akan diperbaiki sebaik mungkin, fundamental bisnisnya ditingkatkan sehingga kinerja keuangannya semakin sehat dan baik. Perusahaan yang sebelumnya akan gulung tikar, olehnya bisa dirubah menjadi perusahaan seksi yang ibarat gula yang sangat menarik untuk dikerubuti oleh para investor. Jangan heran jika harga saham Berkshire Hathaway – - perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk membeli banyak perusahaan – - harga sahamnya terus meningkat di pasar modal.
Namun, strategi bisnis Warren Buffett yang didasarkan pada kesabaran dan ketelatenan itu mungkin lebih cocok diterapkan pada negara dimana bursa sahamnya memiliki sistem yang bagus dan kuat, dimana kontrol pengawas harus kuat dan selain itu emiten (perusahaan penerbit saham) haruslah jujur. Namun dibeberapa bagian dunia ini tidak semua sistem bursa sahamnya bagus dan kuat, karena ada yang pengawas bursanya bisa disuap dan berisi perusahaan yang tidak kredibel.
Cerita masa kecil Warren Buffett
Kekayaan Warren Buffett yang luar biasa banyak itu tidak terkumpul dalam satu dua tahun. Tetapi dimulai dari masa mudanya, dimana dia mulai memutar otak dalam mengembangkan asetnya. Kemampuan finansialnya sudah terasah sejak kecil, pada waktu anak-anak sebayanya senang bermain sepakbola. Dan dia adalah seorang individu yang bisa mengambil pelajaran dari masa kecilnya.
Warren Buffet kecil, pada saat berusia enam tahun, membeli 6 Coca-Cola dari toko kakeknya seharga 20 sen. Dan kemudian dia menjual kembali kaleng-kaleng bekas minuman tersebut dengan harga nikel dan mendapatkan untung sebesar 5 sen.
Anak dari tiga bersaudara ini mulai menciptakan “nilai tambah”. Misalnya, pada usai 11 tahun, ia nyambi sebagai seorang loper koran. Tetapi dia mengunakan sebagian waktunya untuk mengelilingi lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, lalu kemudian menjual bola golf yang dia temukan kepada para pemain golf disekitar lapangan golf tersebut dengan harga murah.
Masih pada usia 11 tahun, Warren Buffett mendapatkan pelajaran penting dalam berinvestasi, yaitu : BERSABARLAH ! Ceritanya begini, pada saat ia membeli saham pertamanya, berupa tiga unit saham Cities Service Preferred dengan harga US$ 38,25 per saham untuk dia dan kakaknya, Doris. Beberapa waktu setelah membeli saham tersebut, ternyata harga saham tersebut malah berkurang menjadi US$ 27 per saham. Dengan perasaan was-was dan penuh kesabaran ia menunggu harga saham tersebut naik dan tidak mengalami kerugian, dan perlahan-lahan harga saham tersebut kembali naik dan pada saat harga saham tersebut mencapai US$ 40, ia menjualnya. Dengan demikian ia mendapatkan untung hampir US$ 2 per lembar. Namun, kemudian ia menyesal, karena ternyata harga saham Cities Service Preferred terus meroket mencapai US$ 200 per sahamnya. Dari kejadian tersebut dia mendapatkan pelajaran untuk tidak terburu-buru menjual sahamnya.
Pada saat berusia 14 tahun dan masih berada di bangku SMA, sambil bekerja ia bisa menghasilkan US$ 1,200, uang tersebut digunakannya untuk membeli tanah pertanian seluas 40 ha, setelah itu tanah tersebut ia sewakan kepada petani lokal. Dengan demikian ia sudah dapat menciptakan passive income dari sewa tanah tersebut.
Pria sederhana dan dermawan
Warren Buffett walau menjadi manusia terkaya sejagad tetap sederhana dan tinggal di kawasan Dundee, Omaha, yang dibeli olehnya pada tahun 1958. Ia juga bersahabat baik dengan pasangan Bill dan Melinda Gates.
Sesungguhnya Warren Buffett pernah berjanji untuk menyumbangkan kekayaannya setelah ia meninggal. Namun, tampaknya ia bertindak lebih cepat dari dugaan, karena pada bulan Juni 2006, Warren Buffett mendermakan 10 juta sahamnya di Berkshire senilai US$ 30,7 miliar kepada yayasan Bill & Melinda Gates. Jumlah sumbangan amal Buffett tercatat sebagai sumbangan terbesar dalam sejarah Amerika. Selain itu, ia juga menyumbangkan hartanya berupa saham di Berkshire sebesar US$ 6,7 miliar untuk yayasan Susan Thompson Buffett. Ia juga memberikan donasi untuk calon presiden dari partai demokrat Amerika, Barrack Obama dan Hillary Clinton.
Sebenarnya, Warren Buffett bisa saja hidup mewah dengan hartanya yang melimpah tersebut, namun ia hanya memiliki 2 jet pribadi dan satu yacht mewah untuk bersenang-senang. Dibanding kemewahan pebisnis lain yang kekayaannya berbeda jauh sekali dengannya, sebenarnya dapat dikatakan ia terlalu sederhana.
Sumber Referensi: Koran Kompas, sudutpandang.com
Blog yang berisikan segala macam informasi seperti bisnis, investasi, kesehatan, musik, politik, olahraga, dsb. ARTIKEL SELANJUTNYA..... SILAHKAN BERKOMENTAR DITEMPAT YANG DISEDIAKAN, DAN JANGAN SPAM KAWANKU HEHEHE