Investasi Pendidikan Untuk Anak
Diposting oleh karya anak bangsa Label: asuransiDalam menyiapkan dana pendidikan anak, sebetulnya tidak hanya perlu diketahui tentang bagaimana menghitung anggaran untuk persiapan dana pendidikan mereka, tapi juga produk investasi apa yang sebaiknya dipilih. Sebagai contoh, Anda sudah melakukan perhitungan dan mendapatkan bahwa Anda harus menabung sebesar Rp 100 ribu per bulan untuk persiapan dana pendidikan anak Anda. Sekarang pertanyaannya, kemana uang Rp 100 ribu itu harus ditabungkan? Ke Tabungan di Bank, beli emas, beli reksadana, buka asuransi pendidikan, atau ke mana lagi? Mari kita bahas alternatif investasi apa saja yang bisa dipilih orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan anak mereka dan apa kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
1. Tabungan di Bank
Produk ini adalah produk yang paling sering dipilih orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan anak mereka. Prosesnya mudah: Anda tinggal ke bank, membuka rekening tabungan, dan memasukkan uang Anda ke situ. Pada saat ini, bunga bank berkisar sekitar 8 Â 9 persen per tahun. Bunga tersebut, akan dipotong lagi untuk pajak. Bila saldo Anda Rp 7,5 juta ke bawah, maka pajak yang harus Anda bayar adalah 15 persen dari bunga. Tapi kalau saldo tabungan Anda di atas Rp 7,5 juta, maka pajak yang harus Anda bayar adalah 20 persen dari bunga.
Apa sih keuntungannya kalau Anda menggunakan produk ini sebagai alat investasi untuk persiapan dana pendidikan anak Anda? Yang jelas uang yang Anda masukkan tidak akan berkurang. Ini karena hasil investasi yang Anda dapatkan pada tabungan bersifat pasti, yaitu sekitar 8-9 persen per tahun sebelum dipotong pajak. Wah, itu sih saya sudah tahu begitu mungkin pikir Anda. Tetapi memang hanya itu saja kok kelebihannya. Tidak ada kelebihan lain.
Kekurangannya? Apabila Anda menabung secara rutin setiap bulan, maka bila Anda meninggal dunia, setoran tabungan rutin yang biasa Anda lakukan terancam berhenti. Sebagai contoh, Anda menabung sebesar Rp 100 ribu per bulan ke tabungan itu. Uang Rp 100 ribu itu bersumber dari penghasilan Anda setiap bulannya. Nah, bila Anda meninggal dunia, maka penghasilan Anda akan berhenti. Bila penghasilan Anda berhenti, berhenti pulalah setoran sebesar Rp 100 ribu itu. Iya kan? Bila setoran Anda berhenti, maka dana pendidikan yang Anda persiapkan terancam tidak bisa terpenuhi nantinya.
Karena itulah muncul yang namanya produk Tabungan Pendidikan. Produk ini sebetulnya sama saja dengan produk tabungan biasa, hanya saja tabungan ini dilindungi dengan asuransi jiwa. Bagaimana cara kerjanya? Sederhana: Anda menyetor jumlah uang tertentu setiap bulannya. Bila Anda meninggal dunia, maka setoran tabungan rutin yang biasa Anda lakukan akan digantikan oleh pihak ketiga (dalam hal ini perusahaan asuransi), sehingga dana pendidikan tersebut tetap akan tersedia kelak. Hanya saja perlu diketahui bahwa produk ini biasanya memberikan suku bunga yang lebih rendah dibanding suku bunga pada tabungan biasa. Mungkin karena produk ini juga dilindungi dengan asuransi jiwa.
2. Deposito
Bila Anda ingin menabung untuk anak Anda secara sekaligus (lump sum), maka deposito bisa Anda jadikan alternatif produk investasi Anda. Tetapi bila Anda ingin menabung secara bulanan  katakan  Rp 100 ribu per bulan, maka akan sulit untuk membuka deposito. Pasalnya, kebanyakan bank mensyaratkan jumlah minimal sebesar Rp 1 juta untuk bisa membuka deposito.
Apa keuntungannya bila membuka deposito? Produk ini hampir sama dengan tabungan, hanya saja suku bunga yang Anda dapatkan lebih besar. Pada saat ini, suku bunga deposito adalah sekitar 11-12 persen per tahun. Hanya ya itu tadi, kebanyakan bank mensyaratkan jumlah minimal sebesar Rp 1 juta untuk bisa membuka deposito. Jadi kalau saldo tabungan Anda sudah mencapai sekitar Rp 1 juta, tidak ada salahnya Anda masukkan ke deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih besar dibanding bunga tabungan.
Hanya saja, deposito tidak seperti tabungan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Pada deposito, uang Anda akan terkunci untuk jangka waktu tertentu. Tapi kalau Anda menabung untuk persiapan dana pendidikan anak, tentu saja ini bukan masalah. Toh uangnya baru akan Anda ambil ketika anak Anda akan masuk sekolah. Jadi saran saya, kalau saldo rekening dalam tabungan Anda sudah mencapai jumlah Rp 1 juta atau lebih, sebaiknya pindahkan ke dalam deposito untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibanding tabungan.
3. Tanah
Bila Anda memiliki jumlah dana yang cukup besar, Anda bisa melakukan investasi untuk persiapan pendidikan anak Anda dengan membeli sebidang tanah.
Apa sih kelebihannya bila Anda membeli tanah untuk persiapan pendidikan anak? Dalam jangka panjang, pada umumnya hasil investasi yang bisa Anda dapatkan pada tanah bisa cukup besar. Angkanya bervariasi. Tapi dalam jangka panjang bisa sekitar 30 persen setahun. Sebabnya adalah karena jumlah penduduk terus bertambah, sedangkan jumlah tanah tidak bertambah.
Tapi perlu diingat bahwa tanah tidak selalu mudah untuk dijual kembali. Karena itu, jangan membeli tanah kalau memang jarak waktu persiapan Anda masih di bawah 10 tahun. Sebagai contoh, bila memang Anda ingin menyiapkan dana untuk kuliah anak Anda yang masih 7 tahun lagi, maka akan sangat tidak bijaksana kalau Anda melakukan investasi melalui tanah. Jadi, hasil pada tanah memang bisa besar, tapi hasil itu umumnya hanya bisa didapat dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Tentu saja, asumsi jangka panjang ini bisa berbeda antara saya dengan Anda. Tapi menurut saya, angka di atas 10 tahun sudah cukup aman untuk bisa disebut jangka panjang.
4. Emas
Bisa juga Anda memilih berinvestasi untuk pendidikan anak dengan membeli emas. Pada saat ini, harga satu gram emas bervariasi. Kalau Anda ingin menabung sebesar  katakan  Rp 300 ribu per bulan, dan harga satu gram emas adalah Rp 60 ribu per gram, maka Anda bisa membeli 5 gram emas setiap bulan.
Namun bila diperhatikan, emas pada umumnya hanya akan naik bila terjadi sejumlah kondisi tertentu. Ada tiga kondisi yang bisa membuat harga emas naik: (1) naiknya harga dolar, (2) naiknya harga barang dan jasa pada umumnya atau inflasi, dan (3) kerusuhan sosial.
Kalau tiga kondisi diatas tidak terjadi, dalam arti keadaan normal-normal saja, maka pada umumnya kenaikan harga emas akan biasa-biasa saja. Malah bisa saja harganya akan turun. Wah, tidak enak juga ya? Tapi ya karena itulah saya menyarankan agar emas dijadikan pilihan terakhir saja bila Anda ingin melakukan persiapan dana pendidikan anak Anda dengan membeli emas. Wong kalau keadaan normal harga emas hanya akan naik sedikit kok. Besarnya, ya, paling-paling cuma 5 persen setahun.
5. Asuransi Pendidikan
Cara kerja asuransi pendidikan itu seperti ini: Anda membayar premi dengan jumlah tertentu (bisa setiap bulan, tiga bulan, enam atau 12 bulan), dan ketika anak Anda masuk ke jenjang-jenjang pendidikan tertentu (biasanya dimulai dari SD, lalu SMP, SMU dan Perguruan Tinggi), Anda akan mendapatkan jumlah dana pendidikan yang besarnya bervariasi.
Kelebihan asuransi pendidikan, bila Anda meninggal dunia, maka jumlah dana pendidikan yang dijanjikan oleh perusahaan asuransi tetap akan diberikan, walaupun Anda tidak lagi membayar premi.
Bagaimana hasilnya? Kalau dihitung-hitung, hasil investasi yang Anda dapatkan pada asuransi pendidikan mungkin akan lebih kecil (di beberapa perusahaan asuransi mungkin akan sama) dibanding tabungan di bank. Hanya saja, kompensasinya adalah Anda (sebagai orang tua) akan mendapatkan perlindungan asuransi jiwa di mana hal ini sangat diperlukan bagi Anda yang mempersiapkan dana pendidikan anak, sebab peran asuransi jiwa di sini adalah memproteksi risiko kematian pada Anda.
6. Reksa Dana
Bisa juga Anda menabung sendiri dengan membuka sebuah rekening reksa dana. Reksa dana adalah bentuk investasi di mana uang Anda akan dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi, dan Anda akan mendapatkan laporan perkembangannya setiap satu atau beberapa bulan sekali. Uraian tentang reksa dana bisa Anda baca di NOVA no. 666 dan 667.
Kelebihan Reksa Dana adalah bahwa pada umumnya hasil yang bisa Anda dapatkan bisa lebih baik dibanding pada produk bank. Ini karena investasi Anda dikelola oleh sebuah tim manajemen investasi dan uang Anda akan diinvestasikan tidak hanya pada produk bank (seperti tabungan dan deposito), tapi juga pada produk-produk keuangan lain yang bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar, seperti SBI, obligasi atau saham.
Apa kekurangannya bila Reksa Dana digunakan untuk investasi pendidikan anak Anda? Yah, kalau Anda meninggal dunia, setoran rutin yang Anda masukkan ke dalam reksa dana terancam berhenti, sehingga dana pendidikan anak Anda terancam tidak akan bisa tersedia pada waktunya kelak. Karena itu, hal ini bisa diantisipasi dengan cara mengambil asuransi Jiwa. Jadi, selain menabung ke reksa dana, Anda juga memiliki asuransi jiwa.
Mudah-mudahan setelah mengetahui sekilas seluk beluk produk investasi tersebut serta kelebihan dan kekurangannya, Anda bisa memutuskan sendiri produk mana yang sebaiknya Anda gunakan untuk persiapan dana pendidikan anak Anda. Sedangkan mengenai seminar di Semarang, saya harap kelak bisa kembali lagi untuk berbagi topik lain yang tak kalah menariknya.
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 678/XIII. Ditulis oleh Safir Senduk.
sumber: http://blog.keuanganpribadi.com/memilih-investasi-untuk-persiapan-dana-pendidikan-anak/