Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut

Kasus sakit/kram pada perut yang disebabkan kuman penyakit, makan makanan yang tidak bisa diterima perut, atau gugup menghadapi sesuatu, adalah biasa. Tapi ada dua gangguan perut yang tidak biasa, yakni IBS dan IBD. Apa dan bagaimana kedua penyakit ini?

Yang disebut IBS (Irritated Bowel Syndrome atau Sindroma Iritasi Perut) adalah gangguan lain pada perut yang diderita oleh banyak orang. Uniknya, kadang penderita enggan membicarakannya. Di Amerika, diperkirakan sebanyak 20 juts orang menderita kelainan ini.

Demikian pula dengan penyakit IBD (Inflammatory Bowel Disease atau Penyakit Peradangan Usus), juga diderita oleh sekitar satu sampai dua juta orang. Gejalanya antara lain diare, sembelit, rasa nyeri pada perut, sendawa dan kembung.

Tergantung pada diagnosanya, perawatannya bisa sederhana saja. Misalnya menghindari makanan tertentu dan lebih banyak makan makanan berserat, atau bisa juga minum obat dalam jangka panjang, bahkan bisa sampai harus menjalani pembedahan.

Perubahan yang mendadak, seperti sembelit, kembung, nyeri perut atau diare, biasanya memerlukan perhatian dokter, demikian menurut Douglas Drossman, M.D, seorang pakar gastroenterologi pada University of North Carolina School of Medicine. Menurut Drossman, pertolongan dokter adalah keharusan, terutama jika gejala-gejala tersebut juga diserta salah satu di antara hal-hal berikut:

Adanya darah pada kotoran
Muntah-muntah
Diare pada malam hari
Menurunnya berat badan secara drastis
Demam

Diagnosis IBS (Irritated Bowel Syndrome)
Bila hal-hal tersebut sampai mengganggu pekerjaan Anda, berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang sindroma iritasi perut (IBS).
IBS, yang juga biasa disebut spastic colon, cirinya antara lain adanya konstipasi atau diare dan sakit perut yang melilit-lilit. Biasanya terjadi ketika Anda sedang mengalami stres. IBS lebih tepat dianggap fungsional dari pada organik, karena bila dilakukan pemeriksaan lab misalnya, tidak ada kelainan.

Sampai sekarang, dokter masih belum bisa berbuat banyak terhadap gangguan yang satu ini. Biasanya dokter hanya meminta agar pasien bersikap tenang. Namun demikian, para dokter sekarang juga percaya bahwa walaupun penyakit ini memang disebabkan oleh stres, tapi penyebab utamanya adalah usus yang overaktif.

Pengobatan IBS (Irritated Bowel Syndrome)

Biasanya diberikan obat-obatan (biasanya ada di pasaran) untuk menanggulangi konstipasi/sembelit, diare dan kembung.

Juga pengobatan untuk mengurangi stres atau pembatasan/ berpantang makanan tertentu. Misalnya, mengurangi makan lemak, lebih banyak makan makanan berserat. Bisa juga mengurangi makanan yang menimbulkan gas termasuk buah-buahan, sayuran dan pemanis buatan/sorbitol. Dalam beberapa kasus, IBS menjadi semakin buruk karena intoleransi laktosa (perut Anda tidak mampu mencerna susu).

Dokter bisa juga meresepkan obat anti spasmodik sebelum makan untuk mengurangi rasa sakit dan gangguang perut, yang diantaranya mengandung obat penenang ringan. Obat anti depresi dosis rendah, bisa pula mengurangi gejala IBS.

Diagnosis IBD (Inflammatory Bowel Disease)
Penyakit peradangan perut atau IBD ini. seringkali sangat menjengkelkan. misalnya dapat membuat penderita harus mondar-mandir ke WC sampai 15-20 kali sehari. Gejala lain misalnya diare pada malam hari, kram pada perut, pendarahan pada anus dan penurunan berat badan. Ini karena penderita IBD takut makan apa saja.

Pada penyakit IBD, perut benar-¬benar mengalami peradangan. pada usus atau pada saluran pencernaan mana saja, mulai dari mulut sampai anus. Tapi, terutama pada saluran pencernaan yang berdekatan dengan colon.

Penyakit IBD tidak diketahui penyebabnya. Tetapi sebagaimana IBS, penyakit ini berkaitan erat pula dengan stres. Kecenderungannya biasa berkembang dalam keluarga. Dengan lain perkataan, bila seseorang menderita kelainan seperti ini, biasanya anggota keluarga yang sedarah juga akan memiliki kecenderungan yang sama. Ada bukti-bukti yang mendukung bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun.

Walaupun kedua jenis penyakit ini gejalanya sama, tapi penyakit IBD biasanya lebih parah. Pada IBD, peradangan lebih parah dan lebih sakit, bisa mendatangkan komplikasi seperti penyumbatan usus. Komplikasi lainnya adalah malnutrisi, karena penyerapan bahan makanan terganggu. IBD juga bisa meningkatan risiko terkena kanker usus.

IBD dapat pula mengakibatkan gejala non digestion related, seperti rasa nyeri pada lutut, pergelangan kaki, persendian lain, gangguan penglihatan, kerusakan pada daerah mulut, kerusakan liver dan penyakit kulit. Demikian menurut Theodore M. Bayless, Direktur Klinis pada Meyerhoff Inflammatory Bowel Disease Center, Baltimore.

Bila hasil pemeriksaan darah pasien mengarah kepada IBD, maka biasanya dokter menganjurkan pemeriksaan sigmodoscopy (suatu slang dimasukkan melalui anus untuk melakukan biopsy dan colonoscopy) atau juga pemeriksaan sinar X dengan barium.

Pengobatan IBD (Inflammatory Bowel Disease)
Pasien IBD biasanya makannya harus diatur. Makan makanan tertentu seperti buah-buahan dan sayuran yang menimbulkan gas, kafein dan makanan berlemak, dapat memperburuk keadaan.

IBD dengan kondisi ringan sampai moderat biasanya diobati dengan sulfasalazine atau 5-ASAs. Peradangan yang lebih serius mula¬-mula diobati dengan steroid, lalu terapi jangka panjang dengan obat anti peradangan. Modulator sistem kekebalan juga efektif untuk pengobatan penyakit yang parah.

Dalam pengobatan, para dokter biasanya juga meresepkan antibiotik untuk mengendalikan bakteria yang bisa lebih memperburuk keadaan. Penderita penyakit IBD yang parah biasanya dianjurkan untuk menjalani diet makanan cair atau diinfus untuk memberikan kesempatan sembuh kepada pencernaannya.

Walaupun obat-obatan bisa meringankan gejala penyakit, tapi cara paling baik adalah colectomy, atau operasi untuk mengangkat colon. Operasi ini dilakukan dengan membuang 10 sampai 15 persen colon. Di masa lalu, pasien biasanya menjalani ileostomy atau pembedahan pada perut, dimana kotoran pasien ditampung dalam kantung plastik.

Tapi sekarang ini telah ada dua macam prosedur baru untuk menghindari penggunaan kantung plastik penampung yang merepotkan itu. Begitu pula pasien yang telah menjalani ileostomy dapat menjalani pembedahan kedua untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Prosedur pertama adalah apa yang disebut 'fecal continent ileostomy’, yakni penggunaan sebagian dari usus kecil untuk dijadikan sebagai penampungan kotoran di dalam perut, Beberapa kali dalam sehari, pasien memasukkan suatu selang ke dalam lubang kecil pada perutnya untuk mengeluarkan kotoran cair.

Pasien yang memiliki otot usus yang berfungsi baik, bisa menjalani ileo-anal pouch anastomosis, yang dalam prosesnya juga dilakukan pembuatan kantung, tapi dipasang pada anus sehingga pasien dapat buang kotoran dengan cara normal. Walaupun demikian, frekuensi buang air akan tetap lebih Bering dan kotorannya akan lebih banyak berwujud cair.

Walaupun pembedahan tidak bisa menyembuhkan penyakit secara tuntas, tapi hal itu tetap perlu dilakukan. Bila tidak ditempuh, bisa terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus atau terjadinya lubang pada usus.

Di kutip dari:
Majalah Higina

keyword
IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut ,IBS dan IBD, Dua Jenis Penyakit Perut

Blog yang berisikan segala macam informasi seperti bisnis, investasi, kesehatan, musik, politik, olahraga, dsb. ARTIKEL SELANJUTNYA..... SILAHKAN BERKOMENTAR DITEMPAT YANG DISEDIAKAN, DAN JANGAN SPAM KAWANKU HEHEHE
Mau Berlangganan artikel dan tips bagus dari website ini?? Silahkan daftarkan email anda dibawah ini..

Enter your email address:

Delivered by Pay-pal-indonesia